Minggu, 03 Mei 2020

FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)

FMEA (Failure Mode And Effect Analysis) adalah suatu tools yang digunakan mengidentifikasi semua resiko kegagalan yang mungkin terjadi dalam desain atau proses. FMEA dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Design FMEA dan Process FMEA. Design FMEA digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dalam desain atau rancangan produk. Sedangkan Process FMEA digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan pada suatu proses. Sebenarnya FMEA tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan dalam proses produksi dan desain produk saja, tetapi juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi resiko kecelakaan kerja pada K3. FMEA berhubungan erat dengan Root Cause Analysis (RCA) yang bertujuan untuk menghilangkan potensi – potensi kegagalan dalam suatu proses. Perbedaan antara RCA dengan FMEA adalah RCA menganalisa masalah yang sudah terjadi, sedangkan FMEA menganalisa potensi – potensi masalah yang dimungkinkan atau diprediksi akan terjadi. Dalam menghilangkan potensi – potensi masalah tersebut, perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu dengan perhitungan Risk Priority Number (RPN). Untuk menghitung nilai RPN, kita harus tahu terlebih dahulu skor dari kategori dampak (severity), frekuensi (occurance), dan deteksi (detection).

Istilah - Istilah Dalam FMEA 
Sebelum saya menjelaskan tentang rumus perhitungan nilai RPN, maka akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai istilah - istilah dalam FMEA :
Failure = kesalahan atau kegagalan proses
Mode = sesuatu yang dapat menimbulkan terjadinya failure
Severity = dampak yang timbul karena adanya failure
Occurance = tingkat keseringan terjadinya failure
Detection = kemampuan untuk kemungkinan mendeteksi failure
Risk Priority Number (RPN) = nilai resiko yang didapatkan dari hasil perkalian severity, occurance, dan detection
Rumus Dalam Menghitung Nilai Risk Priority Number (RPN)
Berikut ini adalah rumus untuk mencari nilai Risk Priority Number (RPN) :
RPN = severity x occurance x detection 

Sedangkan tujuan dari penerapan FMEA adalah sebagai berikut ini :
1. Untuk mengetahui mode kegagalan dan efek yang ditimbulkannya.
2. Untuk mengetahui potensi resiko yang ditimbulkan oleh mode – mode kegagalan.

FMEA pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh militer Amerika Serikat dan mulai dikembangkan sebagai metodologi untuk industri aerospace dan pertahanan pada tahun 1960. Hingga saat ini metode FMEA telah dimanfaatkan sebagai tools untuk menganalisa potensi kegagalan yang terjadi pada proses produksi di industri otomotif dan elektronik (pada khususnya).

Terdapat tiga tipe utama FMEA yaitu:
  • System FMEA - Digunakan untuk menganalisa keseluruhan sistem atau sub-sistem pada saat penyusunan konsep di fase Design (dalam siklus DMAIC)
  • Design FMEA - Digunakan untuk menganalisa rancangan produk sebelum dirilis/diproduksi oleh manufaktur.
  • Process FMEA - Jenis yang paling sering digunakan, dan di banyak kasus merupakan metode yang paling mudah diterapkan dibanding dua jenis lainnya.
Dari penerapan FMEA pada perusahaan, maka akan dapat diperoleh keuntungan – keuntungan yang sangat bermanfaat untuk perusahaan, (Ford Motor Company, 1992) antara lain:
  • Meningkatkan kualitas, keandalan, dan keamanan produk
  • Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan
  • Meningkatkan citra baik dan daya saing perusahaan
  • Menurangi waktu dan biaya pengembangan produk
  • Memperkirakan tindakan dan dokumen yang dapat menguangi resiko
Sedangkan manfaat khusus dari Process FMEA bagi perusahaan adalah:
  • Membantu menganalisis proses manufaktur baru.
  • Meningkatkan pemahaman bahwa kegagalan potensial pada proses manufaktur harus dipertimbangkan.
  • Mengidentifikasi defisiensi proses, sehingga para engineer dapat berfokus pada pengendalian untuk mengurangi munculnya produksi yang menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan atau pada metode untuk meningkatkan deteksi pada produk yang tidak sesuai tersebut.
  • Menetapkan prioritas untuk tindakan perbaikan pada proses.
  • Menyediakan dokumen yang lengkap tentang perubahan proses untuk memandu pengembangan proses manufaktur atau perakitan di masa datang.
Output dari Process FMEA adalah:
  • Daftar mode kegagalan yang potensial pada proses.
  • Daftar critical characteristic dan significant characteristic.
  • Daftar tindakan yang direkomendasikan untuk menghilangkan penyebab munculnya mode kegagalan atau untuk mengurangi tingkat kejadiannya dan untuk meningkatkan deteksi terhadap produk cacat bila kapabilitas proses tidak dapat ditingkatkan.
FMEA merupakan dokumen yang berkembang terus. Semua pembaharuan dan perubahan siklus pengembangan produk dibuat untuk produk atau proses. Perubahan ini dapat dan sering digunakan untuk mengenal mode kegagalan baru. Mengulas dan memperbaharui FMEA adalah penting terutama ketika:
  • Produk atau proses baru diperkenalkan.
  • Perubahan dibuat pada kondisi operasi produk atau proses diharapkan berfungsi.
  • Perubahan dibuat pada produk atau proses (dimana produk atau proses berhubungan). Jika. desain produk dirubah, maka proses terpengaruh begitu juga sebaliknya.
  • Konsumen memberikan indikasi masalah pada produk atau proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar