Penggabungan
dunia virtual dan fisik membangkitkan pabrik pintar. Di sini integrasi kecerdasan buatan, machine learning, pengetahuan kerja otomasi,
dan komunikasi mesin ke mesin dengan proses manufaktur. Pabrik pintar secara fundamental adalah
bagaimana merubah produk yang dihasilkan, dibuat dan dikapalkan. Pada saat yang sama akan memperbaiki keselamatan dan perlindungan
lingkungan melalui emisi rendah dan kejadian rendah dalam manufaktur.
Ditandai beberapa pengembangan
teknologi kunci yang menjadi penentu pabrik pintar adalah :
§ Otomasi, robot, dan
pergerakan otomatis
§ Komunikasi mesin ke mesin
dimungkinkan melalui “industrial” internet of things;
§ “Big Data” dengan konteksnya,
merujuk pada kemungkinan ketersediaan data dalam volume dan keragaman yang diperoleh dari jaringan
ekonomi;
§ Proses optimisasi industry,
implikasi dari berkurangnya berhentinya mesin akibat perawatan, sedikit
buangan, dan konsumsi energy lebih sedikit
§ Augmented reality; yang
menawarkan potensi untuk perbaikan pemeliharaan dan diagnostic kegagalan yang
dapat dilatihkan untuk mengenali internal peralatan
§ Additive manufacturing; yang
juga dikenal sebagai 3D printing, penyediaan
customised production untuk spesifikasi pelanggan.
Otomisasi,
robotic, dan pergerakan otomatis
Sejumlah
besar proses telah dikerjakan otomatis baui sebagian maupun seluruhnya atau ada
juga yang baru mulai. Sejak awal tahun
1954 robot dipergunakan untuk produksi tabung sinar katoda TV dan hingga kini
tetap dipergunakan. Kini perkembangannya
robot lebih responsip dan adaptip terhadap lingkungan.
Piranti
sensor, terus dikembangkan, telah memingkinkan komunikasi pada material baru
atau kesertaan logistic untuk memenuhi kebutuhan produksi. Pada decade berikutnya dipersiapkan
pengangkut otomatis yang dilengkapi dengan piransi sensor untuk memunguti dan
mengirim hasil produksi. Drone akan
dipakai untuk mengirim peralatan ke rumah-rumah pelanggan secara otomatis.
Komunikasi
Mesin ke Mesin
Komunikasi
mesin ke mesin (M2M) adalah suatu sistem dari teknologi komunikasi dan
informasi. Memungkinkan suatu perangkat melalui sendor untuk menangkap
kejadian, status atau fakta (misalnya perubahan batas sediaan) yang direlay
melalui jaringan ke suatu program
software sehingga menjadi berarti (dalam kasus ini, stok segera dipenuhi).
Sistem
komunikasi M2M tengah dikembangkan ke sistem jaringan yang dapat mentransfer
data untuk diterapkan. Konsep komunikasi M2M dalam kontek manufaktur dikenal
sebagai Industrial Internet of Things.
Dua
teknologi yang penting untuk memungkinkan komunikasi M2M adalah radio-frequency identification
(“RFID”) dan Near Field Technology
(“NFC”). Implementasi dari teknologi ini
memungkinkan komunikasi M2M dalam mode nir kabel, maka terbukalan
ruang manufaktur di mana mesin berinteraksi tanpa terputus.
Industrial
Internet of Things akan dibentuk melalui keberadaan tiga fitur :
1.
Pemerkayaan
peralatan mekanik dasar melalui sensors dan perangkat penghasil data
lainnya (“smartness”);
2.
Kemungkinan
alokasi data lebih cepat dan lebih
fleksibel, ditransfer, dan diolah (computing capacities);
3.
Peningkatan
interkonektivitas digita antara peralatan yang disertakan dan kemampuan
kapasitas menghitung (digital integration).
Big Data
Volume,
keragaman dan kecepatan produksi data melalui peralatan yang terkoneksi banyak
sekala dalam pabrik pintar menjadi penyimpangan yang belum pernah terlihat
sebelumnya. Peluang perusahaan untuk
mengekstrak nilai dari ledakan data tersebut.
Memanfaatkan kepintaran tindakan real-time menjadi potensial untuk
peningkatan produktifitas, melaksanakan re-emptive maintenance dan
membangkitkan penghemetan biaya. Di
dalam industry, Big Data sudah dipergunakan untuk mengoptimumkan jadwal
produksi. Sebagai contoh, untuk memenuhi
data lapang produksi pabrik dan untuk mengelola produksi secara optimal, Industrial
Internet of Things dapat diintegrasikan secara real time dengan data sistem
kendali produksi, sistem eksekusi manufaktur, dan sistem manajemen asset, di
mana seluruhnya bertujuan agar pabrik beroperasi lebih efisien.
Pada
tahap berikutnya dari penggunaan data, informasi produksi akan terkoneksi
melalui rantai pasok dari spesifikasi pelanggan ke ketersediaan bahan baku dan
melalui pemenuhan order yang teristimewa.
Semua ini akan memungkinkan fleksibilitas operasi perusahaan secara luas
dan manufaktur optimal.
Optimisasi
Proses Industri
Melalui
penggunaan komunikasi M2M dan pengolahan data, mesin akan menjadi self-tuning
dan terkalibrasi serta dapat melaksanakan diagnostic sendiri dari kesalahan dan
kinerjanya sendiri. Teknologi yang dibawa dapat memainkan peran dalam proses
optimisasi industry dibagi menjadi teknik yang memungkinkan pemeliharaan
prediktif dan teknologi optimisasi energy.
Teknik
pemeliharaan prediktf dirancang untuk membantu menentukan kondisi peralatan in-service menurut prakiraan dimana
perawatan seharusnya dilaksanakan. Tekni ini didasarkan kepada pemantauan real-time
dari penggunaan perakatan. Resiko berhentinya mesin dapat dimitigasi melalui
perawatan sistematik. Di bawah protocol
perawatan preventif tradisional, jadwal perawatan dilaksanakan berdasarkan
spesifikasi yang diberikan di awal oleh perusahaan pembuat mesin. Karena
bahnyak mesin yang komponennya memiliki
jangka waktu dan interval perawatan berbeda, maka industry terpaksa
kadang menjadwalkan lebih panjang interval perawatannya. Waktu berhenti mesin
berdampak pada pengurangan atau penghentian produksi, maka pemeliharaan
prediktif dapat memangkas biaya ini.
Untuk
memungkinkan pemeliharaan prediktif,
industry melakukan berbagai pengukuran seperti misalnya vibrasi,
ultrasound, dan akustik, yang memungkinkan terdeteksinya secara awal kelainan
mesin.
Integrasi Big Data dengan Industrial Internet of Things
akan memungkinkan untuk pemberian tenaga secara berkala dari pengembangan
robotic dan sistem produksi. Sejalan
dengan itu pula, semua atau sebagian lini produksi khusus dan konsumsi enerji selama produksi berhenti
dalam produksi. Diperkirakan bahwa 90% konsumsi energy berkhenti selama
terhitung dari mesin seperti robot, ekstraktor, sumber laser, dan sistem
pendingin.
Augmented reality
Augmented
reality adalah pelapisan untuk menampakkan dunia nyata. Penggunaan augmented kini di dalam manufaktur masih
terbatas, tetapi banyak pengembangan masih terus dilakukan. Purwarupa terbatas digunakan pada beberapa
contoh berikut :
·
Manual
instruksi keahlian operator di mana pekerjaan tak dapat diotomasi;
·
Pelatihan
bagaimana membuat suatu komponen termasuk visualisasi keluarannya;
·
Peningkatan
pengawasan mutu
·
Menemukan
cara untuk memperbaiki alur kerja
·
Menyediakan
panduan untuk pekerjaan perbaikan dan perawatan yang kompleks, seolah dipandu
oleh ahli.
Additive
manufacturing dan perubahan rantai pasok
Additive
manufacturing atau 3D printing, adalah proses memulai produksi dengan bahan
lepas, seperti cairan dan bubuk, dan membangun bentuk tiga dimensi melalui
suatu cetakan digital (berlawanan dengan pekerjaan bubut atau ukir kayu).
Proses 3D printing memungkinkan
distribusi manufaktur, di mana pasokan material dan metoda fakbikasi
terdesentralisasi dan produk akhir dibuat lebih mendekati konsumen. Produksi 3D printing juga memungkinkan pembuatan atas
permintaan dan dibuat saat itu juga serta di tempat itu juga.
Additive manufacturing
sangat berpotensi menghilangkan proses dan rantai pasok konvensional. Beberapa penerapannya sudah terjadi di industry
otomotif, dirgantara, dan medis.
Beberapa inplan, purwarupa plastic untuk rekayasa dan perancangan telah
diproduksi menggunakan teknologi ini.
General Electric telah mengumumkan proyek untuk produksi masal suku
cadang penting berbahan metal-alloy untuk dipergunakan pada ribuat mesin jet. Airbus
juga mengumumkan pada 6 May 2015 bahwa lebih dari 1000 komponen pesawat terbang
dicetak dalam 3D.Perkembangan cepat diharapkan terjadi pada decade mendatang.
Konsep
Pabrik pintar terintegrasi semua untuk menghasilkan model bisnis baru di
industry. Di antara teknologi tersebut,
adalah yang memungkinkan sangat customized dan merupakan produk untuk
menghasilkan satuan harga yang dapat
diterima, penggunaannya secara otomatis melakukan proses manufaktur optimisasi
sendiri dan lebih ramah pada lingkungan.
Bentuk pabrik pintar dapat tampak kompleks dan memiliki hubungan
jaringan yang meluas meliputi pemasok, pembuat dan pengguna yang secara grafis
disajikan pada gambar berikut
Hubungan industry 4.0 dengan smart factory
Istilah Industri 4.0 muncul di Jerman Tahun 2013 dalam suatu insiatif
gabungan Masyarakat, Asosiasi Engineering, Periset dan Profesiona di
Jerman merancang "roadmap' negara jerman dalam leadership teknologi dan
industi manufaktur di panggung global.
Paling tidak ada 3 karakteristik Industry 4.0 ;
1. Cyber-Physical System : Sistem yang memungkinkan
terhubungnya alat yang berbentuk fisik dengan jaringan internet. Alat
yang berbentuk fisik menjadi sebuah cyber-physical system karena adanya integrasi dari komputasi, komunikasi, dan kontrol terhadap proses fisik dan adanya feedback dari proses tersebut. Cyber-physical system dapat digunakan untuk membangun jaringan produksi, kendaraan yang menggunakan remote control, smart home, dan berbagai sistem yang digunakan dengan memanfaatkan jaringan internet, sensor, dan actuator.
2. Smart Manufacturing : Adalah
sebuah
proses perubahan manufaktur secara keseluruhan yang meliputi
komponen-komponen penggerak seperti sumber daya manusia, bisnis, dan
pola pikir perusahaan yang menggunakan pendekatan berbasis teknologi
yang memanfaatkan mesin yang terhubung ke Internet untuk memantau proses
produksi. Tujuan SM adalah untuk mengidentifikasi peluang untuk
mengotomatisasi operasi dan menggunakan analitik data untuk meningkatkan
kinerja manufaktur.
3. Internet of thing : Adalah sebuah konsep dimana suatu
objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan
tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. “A Things” pada Internet of Things dapat didefinisikan
sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan
peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah
dilengkapi built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan
ban rendah. Sejauh ini, IoT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to-machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakkan, dan gas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar