Kamis, 07 Mei 2020

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)


Total Quality Management atau manajemen kualitas total adalah sebuah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada setiap proses dalam organisasi. TQM dalam definisi ISO merupakan sebuah pendekatan manajemen organisasi yang terpusat pada kualitas yang melibatkan partisipasi semua anggota demi kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan. TQM memiliki filosofi dasar bahwa efek dari kepuasan konsumen adalah organisasi mengalami kesuksesan. Total Quality Management (TQM) berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik yang disertai dengan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Salah satu tujuan TQM adalah memberikan kepuasan pelanggan. Mekanismenya memahami harapan pelanggan melalui tiga tingkatan, yaitu dimulai dengan menampung keluhan, analisis penjualan dan umpan balik dari konsumen, dan wawancara pribadi dengan konsumen. Kemudian dengan quality function development dan diterjemahkan melalui house of quality. Proses Total Quality Management bermula dari pelanggan dan berakhir juga pada pelanggan.

Karakteristik Total Qality Management Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik Total Qality Management, yaitu sebagai berikut (Tjiptono, 2003:15):
1. Fokus pada pelanggan. 
Pelanggan eksternal (yaitu customer) menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal (antar departemen dalam satu perusahaan) berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, serta lingkungan yang berhubungan dengan produk. 2. Obsesi terhadap kualitas. 
Organisasi perusahaan harus terobsesi untuk memenuhi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada semua level harus berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif.
3. Pendekatan ilmiah. 
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk mendesain pekerjaan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan. Data - data sangat diperlukan dalam menyusun patok duga (benchmark),pemantauan kinerja, dan pelaksanaan perbaikan.
4. Komitmen jangka panjang. 
Komitmen jangka panjang sangat diperlukan untuk mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan baik.
5. Kerjasama tim. 
Pada organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali dimunculkan persaingan antar departemen dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan supplier.
6. Perbaikan secara berkesinambungan. 
Sistem yang ada perlu diperbaiki secara berkelanjutan atau terus-menerus guna meningkatkan kualitas. Kita bisa menggunakan filosofi kaizen, dan penerapannya bisa memanfaatkan metodologi seperti PDCA, DMAIC, dan 5S/5R. Sedangkan pengukuran performanya bisa kita gunakan six sigma, OEE, KPI, dan sebagainya.
7. Pendidikan dan pelatihan. 
Saat ini masih terdapat perusahaan yang menganggap remeh pendidikan dan pelatihan pada karyawannya. Hal ini menyebabkan perusahaan yang bersangkutan sulit untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan lainnya. Pada organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang dalam perusahaan harus meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8. Kebebasan yang terkendali. 
Kebebasan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah harus disertakan. Unsur tersebut akan meningkatkan rasa memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat. Kebebasan keterlibatan tersebut adalah hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
9. Kesatuan tujuan. 
Perusahaan wajib memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, diharapkan setiap usaha bisa diarahkan pada tujuan utama. Kesatuan tujuan tidak berarti bahwa harus ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. 
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya keputusan yang baik, terencana, serta perbaikan yang lebih efektif. Hal ini disebabkan karena mencakup pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja.



Menurut Hessel, manfaat penerapan Total Quality Manajemen ( TQM ) bagi perusahaan/organisasi adalah “Nasution, 2005: 366”
  • Proses desain produk menjadi lebih efektif yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas yaitu keandalan produk, product features dan serviceability.
  • Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, menjadikan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin dan menghemat penggunaan material.
  • Hubungan jangka panjang dnegan pelanggan akan berpengarug positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
  • Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Prinsip Total Quality Management

Empat prinsip utama dalam TQM adalah sebagai berikut :

  1. Kepuasan pelanggan
Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.

  1. Respek terhadap setiap orang
Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

  1. Manajemen berdasarkan fakta
Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini:
  • Prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
  • Variasi (Variation) atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap system organisasi. Dengan demikian organisasi dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

  1. Perbaikan berkesinambungan
Melakukan proses secara sistematik dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep siklus PDCA (Plant-Do-Check-Act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar