Total Quality Management atau manajemen 
kualitas total adalah sebuah strategi manajemen yang ditujukan untuk 
menanamkan kesadaran kualitas pada setiap proses dalam organisasi.
TQM dalam definisi ISO merupakan sebuah 
pendekatan manajemen organisasi yang terpusat pada kualitas yang 
melibatkan partisipasi semua anggota demi kesuksesan jangka panjang 
melalui kepuasan pelanggan.
TQM memiliki filosofi dasar bahwa efek dari kepuasan konsumen adalah organisasi mengalami kesuksesan.
Total Quality Management (TQM) berorientasi 
pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara 
sistematik yang disertai dengan perbaikan terus menerus terhadap proses,
 produk, dan pelayanan suatu organisasi. Salah satu tujuan TQM adalah memberikan kepuasan pelanggan. Mekanismenya
 memahami harapan pelanggan melalui tiga tingkatan, yaitu dimulai dengan
 menampung keluhan, analisis penjualan dan umpan balik dari konsumen, 
dan wawancara pribadi dengan konsumen. Kemudian dengan quality function development dan diterjemahkan melalui house of quality. Proses Total Quality Management
 bermula dari pelanggan dan berakhir juga pada pelanggan.
Karakteristik Total Qality Management 
Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik Total Qality Management, yaitu sebagai berikut (Tjiptono, 2003:15):
1. Fokus pada pelanggan. 
Pelanggan eksternal (yaitu customer) menentukan
 kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan 
pelanggan internal (antar departemen dalam satu perusahaan) berperan 
besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, serta lingkungan 
yang berhubungan dengan produk.
2. Obsesi terhadap kualitas. 
Organisasi perusahaan harus terobsesi untuk 
memenuhi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua 
karyawan pada semua level harus berusaha melaksanakan setiap aspek 
pekerjaannya berdasarkan perspektif.
3. Pendekatan ilmiah. 
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk 
mendesain pekerjaan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan 
masalah yang berkaitan. Data - data sangat diperlukan dalam menyusun 
patok duga (benchmark),pemantauan kinerja, dan pelaksanaan perbaikan.
4. Komitmen jangka panjang. 
Komitmen jangka panjang sangat diperlukan untuk mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan baik.
5. Kerjasama tim. 
Pada organisasi yang dikelola secara 
tradisional, seringkali dimunculkan persaingan antar departemen dalam 
organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam
 organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan 
dijalin, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan supplier.
6. Perbaikan secara berkesinambungan. 
Sistem yang ada perlu diperbaiki secara 
berkelanjutan atau terus-menerus guna meningkatkan kualitas.  Kita bisa 
menggunakan filosofi kaizen, dan penerapannya bisa memanfaatkan metodologi seperti PDCA, DMAIC, dan 5S/5R. Sedangkan pengukuran performanya bisa kita gunakan six sigma, OEE, KPI, dan sebagainya.
7. Pendidikan dan pelatihan. 
Saat ini masih terdapat perusahaan yang 
menganggap remeh pendidikan dan pelatihan pada karyawannya. Hal ini 
menyebabkan perusahaan yang bersangkutan sulit untuk berkembang dan 
bersaing dengan perusahaan lainnya.  
Pada organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan
 dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang dalam 
perusahaan harus meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian 
profesionalnya.
8. Kebebasan yang terkendali. 
Kebebasan keterlibatan karyawan dalam 
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah harus disertakan. Unsur 
tersebut akan meningkatkan rasa memiliki tanggung jawab terhadap 
keputusan yang telah dibuat. Kebebasan keterlibatan tersebut adalah 
hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
9. Kesatuan tujuan. 
Perusahaan wajib memiliki kesatuan tujuan. 
Dengan demikian, diharapkan setiap usaha bisa diarahkan pada tujuan 
utama. Kesatuan tujuan tidak berarti bahwa harus ada persetujuan/ 
kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah 
dan kondisi kerja.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. 
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan 
akan meningkatkan kemungkinan terjadinya keputusan yang baik, terencana,
 serta perbaikan yang lebih efektif. Hal ini disebabkan karena mencakup 
pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi 
kerja.
Menurut Hessel, manfaat penerapan Total Quality Manajemen ( TQM ) bagi perusahaan/organisasi adalah “Nasution, 2005: 366”
- Proses desain produk menjadi lebih efektif yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas yaitu keandalan produk, product features dan serviceability.
 - Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, menjadikan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin dan menghemat penggunaan material.
 - Hubungan jangka panjang dnegan pelanggan akan berpengarug positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
 - Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.
 
Prinsip Total Quality Management
Empat prinsip utama dalam TQM adalah sebagai berikut :
- Kepuasan pelanggan
 
Kebutuhan
 pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk 
didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala 
aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para 
pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai 
(value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para 
pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula 
kepuasan pelanggan.
- Respek terhadap setiap orang
 
Setiap
 orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan 
untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
- Manajemen berdasarkan fakta
 
Setiap
 keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan 
(feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini:
- Prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
 - Variasi (Variation) atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap system organisasi. Dengan demikian organisasi dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
 
- Perbaikan berkesinambungan
 
Melakukan
 proses secara sistematik dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan.
 Konsep siklus PDCA (Plant-Do-Check-Act), yang terdiri dari 
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil 
pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang 
diperoleh.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar