Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah sebuah metode yang 
digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas penggunaan mesin produksi. 
Metode ini memudahkan dalam penerapan Total Productive Maintenance 
(TPM). Pengukuran Kinerja dengan OEE (Overall Equipment Effectiveness) terdiri
 dari 3 komponen utama pada mesin produksi yaitu Availability (Waktu 
Kesediaan Mesin), Performance (Jumlah unit yang diproduksi) dan Quality 
(Mutu yang dihasilkan). Hasil perhitungan OEE adalah dalam bentuk 
Persentase (%). Dalam Bahasa Indonesia, Overall Equipment Effectiveness 
ini disebut dengan Efektivitas Peralatan Keseluruhan.
Pengukuran OEE (Overall Equipment Effectiveness) sangat penting untuk
 mengukur keberhasilan dari program TPM (Total Productive Maintenance) 
yang diterapkan dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, hasil OEE 
merupakan KPI (Key Performance Index) Utama dari hasil penerapan TPM.
Dalam melakukan perhitungan OEE, kita perlu mencari terlebih 
dahulu mengenai nilai availability, performance, dan quality. Nilai OEE 
adalah berupa persentase yang didapat dari ketiga parameter tersebut. 
1. Availability 
Availability adalah kemampuan mesin dalam 
memanfaatkan waktu. Kita selalu mengharapkan Mesin Produksi kita tersedia saat kita 
memerlukannya. Tetapi kadang-kadang Mesin tersebut tidak dapat 
beroperasi sesuai dengan harapan kita dalam memenuhi kebutuhan yang 
diinginkan pelanggan. Terdapat dua kemungkinan terjadinya ketidaksediaan
 Mesin Produksi, diantaranya adalah :
– Breakdown
Yang dimaksud dengan Breakdown adalah kerusakan mesin yang biasanya 
lebih dari 10 menit. Waktu Breakdown (rusak) akan dicatat dalam bentuk 
“Menit” sampai pada Mesin Produksi tersebut dapat beroperasi kembali 
dalam memproduksi unit Produk yang baik.
– Setup / Adjustments
Yang dimaksud dengan Setup atau Adjustment ini adalah ketidaksediaan 
Mesin Produksi yang dikarenakan pertukaran model atau produk. Waktu yang
 dihitung adalah waktu unit terakhir pada model sebelumnya hingga unit 
pertama pada model selanjutnya.
Cara menghitung availability yaitu dengan cara 
membandingkan loading time mesin dengan total waktu yang tersedia.
Availability = (loading time / total waktu yang tersedia) x 100 %
Contoh:
Dalam suatu proses poduksi, mesin membutuhkan 
waktu untuk set-up selama 10 menit/shift. Total jam kerja dalam 1 shift 
adalah 8 jam (atau 480 menit), sedangkan downtime yang terjadi karena 
permasalahan mesin adalah 20 menit. Hitunglah nilai availability pada 
mesin tersebut !
Jawab:
Loading time = total waktu yang tersedia – loss time = 480 menit – (10 menit + 20 menit) = 450 menit
Availablility = (loading time / total waktu yang tersedia) x 100 % = (450 menit / 480 menit) x 100% = 93 %
2. Performance 
Performance adalah kemampuan mesin dalam 
menghasilkan produk. Performance dalam perhitungan OEE adalah jumlah unit produk yang 
dihasilkan dalam waktu yang tersedia. Jumlah unit ini dapat berupa unit 
produk yang baik maupun yang cacat. Yang dikategorikan sebagai 
Performance yang akan diukur diantaranya adalah :
– Small Stop
Yang dimaksud dengan Small Stop adalah berhentinya mesin dalam waktu 
yang singkat (pada umumnya dibawah 10 menit) tetapi Frekuensi terjadinya
 tinggi (sering terjadi). Sering terjadinya pemberhentian singkat ini 
menyebabkan Output yang dihasilkan menjadi berkurang. Contoh terjadinya 
berhenti dalam waktu singkat seperti terjadinya macet ataupun error pada
 mesin produksi. Small Stop ini perlu dicatat pada Tally Sheet sehingga 
diketahui seberapa sering terjadinya Small Stop serta akumulasi 
waktunya.
– Slow Running
Slow Running adalah berkurang kecepatan mesin dalam memproduksi, hal 
ini sering terjadi ketika perawatan mesin tidak dilakukan dengan baik.
Cara menghitung performance yaitu dengan cara 
membandingkan jumlah produk yang dihasilkan dengan waktu yang tersedia.
Performance = (jumlah produk yang dihasilkan/total waktu yang tersedia x cycle time) x 100%
Contoh:
Dalam suatu proses poduksi, mesin mampu membuat
 produk sebanyak 400 pcs/shift. Jam kerja dalam 1 shift adalah 8 jam 
(atau 480 menit) sedangkan total waktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 
pcs produk adalah 1 menit/pcs. Hitunglah nilai performance pada mesin 
tersebut!
Jawab:
Performance = (jumlah produk yang dihasilkan / 
total waktu yang tersedia x cycle time) x 100 % = (400 pcs / 480 menit x
 1 menit) x 100% = 83%
3. Quality 
Quality adalah kemampuan mesin dalam 
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Yang dimaksud Quality dalam OEE ini adalah Jumlah unit Produk baik 
yang berhasil diproduksi dibanding dengan Total jumlah unit produk (baik
 berupa unit OK ataupun unit Cacat) yang dihasilkan. Ada juga menyebut 
Quality sebagai Yield Rate dalam rumus OEE. Yang diperhitungkan dalam 
Quality diantaranya adalah :
– Startup Defect
Yang dimaksud dengan Startup Defect disini adalah cacat yang 
ditimbulkan oleh Mesin saat pertama kali memulai produksi. Defect atau 
cacat biasanya akan terjadi saat Mesin beroperasi kembali setelah 
terjadinya perbaikan mesin maupun adanya pergantian Setting atau Model 
baru yang akan diproduksi.
– Production Defect
Production Defect adalah Cacat yang terjadi saat produksi sedang 
berlangsung. Defect atau Cacat tersebut harus dicatat supaya dapat 
dilakukan tindakan pencegahan
 Cara menghitung quality 
yaitu dengan cara membandingkan antara jumlah produk yang baik dengan 
total produk yang dihasilkan (produk OK dan produk NO OK).
Quality = (jumlah produk baik / total produk yang dihasilkan) x 100 %
Contoh:
Dalam suatu proses poduksi, mesin mampu menghasilkan produk sebanyak 500
 pcs/shift dengan jumlah cacat sebayak 10 pcs/shift. Hitunglah nilai 
quality pada mesin tersebut !
Jawab: 
Jumlah produk baik = total output produksi – jumlah cacat = 500 pcs– 10 pcs = 490 pcs
Quality = (jumlah produk baik / total produk yang dihasilkan) x 100 % = (490 pcs / 500 pcs) x 100% = 98%
Contoh menghitung nilai OEE : 
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung nilai OEE dengan rumus:
OEE = availability x performance x quality = 93% x 83% x 98% = 75%
Pada perhitungan nilai OEE diketahui nilai 
persentase adalah sebesar 75%. Hal ini sangatlah jauh dari standar OEE 
yang ditetapkan oleh standar internasional. Nilai standar OEE yang 
ditetapkan sebagai perusahaan world class adalah sebesar 85 %.
Untuk menjaga agar nilai OEE bisa mencapai 
angka yang diharapkan, maka perlu adanya perawatan terhadap perawatan 
mesin dan peralatan produksi secara berkala atau yang disebut sebagai preventive maintenance
Berikut ini adalah Pedoman hasil OEE yang berstandar dunia (World Class) pada umumnya :
Availability : diatas 90%
Performance : diatas 95%
Quality : diatas 99.9%
OEE : diatas 85%
Performance : diatas 95%
Quality : diatas 99.9%
OEE : diatas 85%


Tidak ada komentar:
Posting Komentar