Kamis, 07 Mei 2020

OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS


Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas penggunaan mesin produksi. Metode ini memudahkan dalam penerapan Total Productive Maintenance (TPM). Pengukuran Kinerja dengan OEE (Overall Equipment Effectiveness) terdiri dari 3 komponen utama pada mesin produksi yaitu Availability (Waktu Kesediaan Mesin), Performance (Jumlah unit yang diproduksi) dan Quality (Mutu yang dihasilkan). Hasil perhitungan OEE adalah dalam bentuk Persentase (%). Dalam Bahasa Indonesia, Overall Equipment Effectiveness ini disebut dengan Efektivitas Peralatan Keseluruhan.
Pengukuran OEE (Overall Equipment Effectiveness) sangat penting untuk mengukur keberhasilan dari program TPM (Total Productive Maintenance) yang diterapkan dalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, hasil OEE merupakan KPI (Key Performance Index) Utama dari hasil penerapan TPM.
Dalam melakukan perhitungan OEE, kita perlu mencari terlebih dahulu mengenai nilai availability, performance, dan quality. Nilai OEE adalah berupa persentase yang didapat dari ketiga parameter tersebut. 


1. Availability 
Availability adalah kemampuan mesin dalam memanfaatkan waktu. Kita selalu mengharapkan Mesin Produksi kita tersedia saat kita memerlukannya. Tetapi kadang-kadang Mesin tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan harapan kita dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan pelanggan. Terdapat dua kemungkinan terjadinya ketidaksediaan Mesin Produksi, diantaranya adalah :
– Breakdown
Yang dimaksud dengan Breakdown adalah kerusakan mesin yang biasanya lebih dari 10 menit. Waktu Breakdown (rusak) akan dicatat dalam bentuk “Menit” sampai pada Mesin Produksi tersebut dapat beroperasi kembali dalam memproduksi unit Produk yang baik.
– Setup / Adjustments
Yang dimaksud dengan Setup atau Adjustment ini adalah ketidaksediaan Mesin Produksi yang dikarenakan pertukaran model atau produk. Waktu yang dihitung adalah waktu unit terakhir pada model sebelumnya hingga unit pertama pada model selanjutnya.
Cara menghitung availability yaitu dengan cara membandingkan loading time mesin dengan total waktu yang tersedia.
Availability = (loading time / total waktu yang tersedia) x 100 %
Contoh:
Dalam suatu proses poduksi, mesin membutuhkan waktu untuk set-up selama 10 menit/shift. Total jam kerja dalam 1 shift adalah 8 jam (atau 480 menit), sedangkan downtime yang terjadi karena permasalahan mesin adalah 20 menit. Hitunglah nilai availability pada mesin tersebut !
Jawab:
Loading time = total waktu yang tersedia – loss time = 480 menit – (10 menit + 20 menit) = 450 menit
Availablility = (loading time / total waktu yang tersedia) x 100 % = (450 menit / 480 menit) x 100% = 93 %

2. Performance 
Performance adalah kemampuan mesin dalam menghasilkan produk. Performance dalam perhitungan OEE adalah jumlah unit produk yang dihasilkan dalam waktu yang tersedia. Jumlah unit ini dapat berupa unit produk yang baik maupun yang cacat. Yang dikategorikan sebagai Performance yang akan diukur diantaranya adalah :
– Small Stop
Yang dimaksud dengan Small Stop adalah berhentinya mesin dalam waktu yang singkat (pada umumnya dibawah 10 menit) tetapi Frekuensi terjadinya tinggi (sering terjadi). Sering terjadinya pemberhentian singkat ini menyebabkan Output yang dihasilkan menjadi berkurang. Contoh terjadinya berhenti dalam waktu singkat seperti terjadinya macet ataupun error pada mesin produksi. Small Stop ini perlu dicatat pada Tally Sheet sehingga diketahui seberapa sering terjadinya Small Stop serta akumulasi waktunya.
– Slow Running
Slow Running adalah berkurang kecepatan mesin dalam memproduksi, hal ini sering terjadi ketika perawatan mesin tidak dilakukan dengan baik.
Cara menghitung performance yaitu dengan cara membandingkan jumlah produk yang dihasilkan dengan waktu yang tersedia.
Performance = (jumlah produk yang dihasilkan/total waktu yang tersedia x cycle time) x 100%
Contoh:
Dalam suatu proses poduksi, mesin mampu membuat produk sebanyak 400 pcs/shift. Jam kerja dalam 1 shift adalah 8 jam (atau 480 menit) sedangkan total waktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 pcs produk adalah 1 menit/pcs. Hitunglah nilai performance pada mesin tersebut!
Jawab:
Performance = (jumlah produk yang dihasilkan / total waktu yang tersedia x cycle time) x 100 % = (400 pcs / 480 menit x 1 menit) x 100% = 83%

3. Quality 
Quality adalah kemampuan mesin dalam menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Yang dimaksud Quality dalam OEE ini adalah Jumlah unit Produk baik yang berhasil diproduksi dibanding dengan Total jumlah unit produk (baik berupa unit OK ataupun unit Cacat) yang dihasilkan. Ada juga menyebut Quality sebagai Yield Rate dalam rumus OEE. Yang diperhitungkan dalam Quality diantaranya adalah :
– Startup Defect
Yang dimaksud dengan Startup Defect disini adalah cacat yang ditimbulkan oleh Mesin saat pertama kali memulai produksi. Defect atau cacat biasanya akan terjadi saat Mesin beroperasi kembali setelah terjadinya perbaikan mesin maupun adanya pergantian Setting atau Model baru yang akan diproduksi.
– Production Defect
Production Defect adalah Cacat yang terjadi saat produksi sedang berlangsung. Defect atau Cacat tersebut harus dicatat supaya dapat dilakukan tindakan pencegahan
Cara menghitung quality yaitu dengan cara membandingkan antara jumlah produk yang baik dengan total produk yang dihasilkan (produk OK dan produk NO OK).
Quality = (jumlah produk baik / total produk yang dihasilkan) x 100 %
Contoh:
Dalam suatu proses poduksi, mesin mampu menghasilkan produk sebanyak 500 pcs/shift dengan jumlah cacat sebayak 10 pcs/shift. Hitunglah nilai quality pada mesin tersebut !
Jawab: 
Jumlah produk baik = total output produksi – jumlah cacat = 500 pcs– 10 pcs = 490 pcs
Quality = (jumlah produk baik / total produk yang dihasilkan) x 100 % = (490 pcs / 500 pcs) x 100% = 98%

Contoh menghitung nilai OEE : 
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dihitung nilai OEE dengan rumus:
OEE = availability x performance x quality = 93% x 83% x 98% = 75%
Pada perhitungan nilai OEE diketahui nilai persentase adalah sebesar 75%. Hal ini sangatlah jauh dari standar OEE yang ditetapkan oleh standar internasional. Nilai standar OEE yang ditetapkan sebagai perusahaan world class adalah sebesar 85 %.
Untuk menjaga agar nilai OEE bisa mencapai angka yang diharapkan, maka perlu adanya perawatan terhadap perawatan mesin dan peralatan produksi secara berkala atau yang disebut sebagai preventive maintenance

Berikut ini adalah Pedoman hasil OEE yang berstandar dunia (World Class) pada umumnya :
Availability : diatas 90%
Performance : diatas 95%
Quality : diatas 99.9%
OEE : diatas 85%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar