Secara sederhana, Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep
masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis
teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang.
Dalam perkembangan sejarah peradaban manusia, perubahan menjadi suatu niscaya. Saat ini, era revolusi industri 4.0 sudah
tidak asing lagi dan menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi,
praktisi, pemangku kebijakan publik, serta para ekonom. Era ini
menuntut konektivitas di segala hal (Internet of Thing), juga diyakini dapat membawa perubahan terhadap perekonomian dunia dan kualitas kehidupan secara signifikan.
Sebenarnya, konsep revolusi industri 4.0 dan society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Yaitu revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intellegent) sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada komponen manusianya. Konsep society 5.0 ini, menjadi inovasi baru dari society 1.0 sampai society 4.0 dalam sejarah peradaban manusia. Mulai dari society 1.0 manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan. Pada society 2.0 adalah pertanian di mana manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam. Lalu pada society
3.0 sudah memasuki era industri yaitu ketika manusia sudah mulai
menggunakan mesin untuk menunjang aktivitas sehari-hari, setelah itu
muncullah society 4.0 yang kita alami saat ini, yaitu manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet juga penerapannya di kehidupan.
Revolusi
Industri merujuk kepada perubahan yang terjadi pada manusia dalam
melakukan proses produksi dalam dunia industri. Revolusi Industri 4.0
ditandai dengan bersatunya berbagai teknologi yang memanfaatkan Internet of Things (alat yang dapat mengirim data melalui internet), lalu di simpan ke dalam Big Data (data yang terhimpun dalam jumlah sangat besar), yang kemudian diproses oleh Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Hal ini dapat melahirkan “pabrik cerdas” dan “robot cerdas” yang memaksimalkan fungsi internet.
Sedangkan konsep Society 5.0 muncul akibat revolusi industri 4.0 dimana Society 5.0 merupakan suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang. Jika sebelumnya masyarakat informasi (Society 4.0) mencari, mengambil, dan menganalisis informasi atau data di dunia maya melalui internet. Pada era Society 5.0
sejumlah besar informasi didapat dari sensor di ruang fisik kemudian
terakumulasi di dunia maya. Di dunia maya, data besar ini dianalisis
oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), dan hasil analisisnya diumpankan kembali ke manusia dalam ruang fisik dan dalam berbagai bentuk.
Contoh aplikasi yang akan diterapkan oleh pemerintah Jepan dengan adanya konsep peradaban baru society 5.0 ini diantaranya sebagai berikut:
Masalah
- Jepang menghadapi masalah tingginya generasi tua yang mana pengeluaran untuk biaya pengobatan serta pelayanan nya semakin meningkat
- Kemajuan Jepang membuat minimnya ketersediaan tenaga buruh ahli dan tingginya biaya perawatan infrastruktur
Solusi
- Menggunakan data medical records untuk membantu mempercepat penanganan kesehatan
- Membuat sistem remot untuk pelayanan kesehatan
- Menggunakan artificial intelligence (AI) dan robot sebagai perawat
- Sensor, artificial intelligence (AI), dan robot akan digunakan untuk membantu pemeliharaan jalan, terowongan, jembatan dan infrastruktur lainnya
Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 yang merubah dunia secara cepat
dan signifikan, tentu memberikan dampak bagi ketahanan nasional. Ancaman
ketahanan nasional bukan lagi berbentuk fisik, melainkan digital. Dunia
yang semakin terkoneksi dan kompetitif menjadi tantangan baru yang
harus dihadapi oleh Indonesia.
Dampak secara umum
Setiap perubahan tentunya memiliki dampak positif dan negatif, nah berikut adalah dampak positif dari era society 5.0
Efek Positif
1. Berkaitan dengan drone, alur distribusi dan jangkauan transportasi akan semakin cepat. Semisal dalam pengantaran barang, keadaan rescue dan sebagainya.
2. Kecerdasan buatan akan menjadi asisten yang dapat membantu dan mengoptimalkan aktivitas dalam pekerjaan maupun tidak manusia.
3. Konektivitas akan saling terhubung, dan berkesinambungan antara setiap informasi yang ada.
4.Dengan adanya robot, akan membantu kehidupan manusia dalam pekerjaannya dengan lebih presisi.
5. Semuanya akan menjadi lebih dekat, lebih murah, dan lebih cepat dengan adanya teknolgi yang teringerasi.
Efek Negatif
1. Membuat manusia semakin malas
2. Membuat manusia menjadi ketergantungan
3. Semuanya bergantung kepada daya dan jaringan
4. Potensi dapat berkurangnya setiap pekerjaan, dengan bertambahanya manusia.
5. Rawannya kejahatan yang semakin berkembang pula.
1. Berkaitan dengan drone, alur distribusi dan jangkauan transportasi akan semakin cepat. Semisal dalam pengantaran barang, keadaan rescue dan sebagainya.
2. Kecerdasan buatan akan menjadi asisten yang dapat membantu dan mengoptimalkan aktivitas dalam pekerjaan maupun tidak manusia.
3. Konektivitas akan saling terhubung, dan berkesinambungan antara setiap informasi yang ada.
4.Dengan adanya robot, akan membantu kehidupan manusia dalam pekerjaannya dengan lebih presisi.
5. Semuanya akan menjadi lebih dekat, lebih murah, dan lebih cepat dengan adanya teknolgi yang teringerasi.
Efek Negatif
1. Membuat manusia semakin malas
2. Membuat manusia menjadi ketergantungan
3. Semuanya bergantung kepada daya dan jaringan
4. Potensi dapat berkurangnya setiap pekerjaan, dengan bertambahanya manusia.
5. Rawannya kejahatan yang semakin berkembang pula.
Lalu bagaimanakah dengan Indonesia? Siap atau tidak menuju society 5.0 yang notabene perindustrian di negara Indonesia banyak dikuasai perusahaan jepang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar